Dan ketika Musa telah kembali kepada kaumnya, dengan marah dan sedih
hati dia berkata, “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan selama
kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Musa
pun melempar lauh-lauh (Taurat) itu dan memegang kepala saudaranya
(Harun) sambil menarik ke arahnya. (Harun) berkata, “Wahai anak ibuku!
Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku,
sebab itu janganlah engkau menjadikan musuh-musuh menyoraki melihat
kemalanganku, dan janganlah engkau jadikan aku sebagai orang-orang yang
zalim.”
Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan
saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah
Maha Penyayang dari semua penyayang.”
Sesungguhnya
orang-orang yang menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahannya),
kelak akan menerima kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam
kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat kebohongan.
Dan orang-orang yang telah
mengerjakan kejahatan, kemudian bertobat dan beriman, niscaya setelah
itu Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Dan setelah
amarah Musa mereda, diambilnya (kembali) lauh-lauh (Taurat) itu; di
dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
takut kepada Tuhannya.
Al-A'raf 7:150-154
No comments:
Post a Comment